Pentingnya Showmanship dalam Public Speaking

Workshop. Public Speaking Sampit.

Dalam sebuah penelitian komunikasi (Mehrabian, 1981) mendapati kenyataan bahwa penggunaan kata alias verbal, ternyata hanya berpengaruh tujuh persen. Yang besar pengaruhnya ternyata justeru bahasa tubuh alias gesture yang mencapai 55 persen. Sedangkan intonasi berpengaruh sebanyak 38 persen. Apabila kita jumlah, maka 93 persen penyampaikan pesan sebenarnya dipengaruhi oleh proses non-verbal.

Sebelum lebih jauh… sebaiknya kita review dulu pemahaman kita tentang public speaking.

Saudara sebangsa dan setanah air…

Public speaking itu sebenarnya simpel. Tidak repot. Tidak bertele-lete. Karena sesungguhnya Public speaking itu intinya hanyalah “tiga es”. Apa itu 3S? Itulah yang namanya Subject Mastery, Squencing, dan Showmanship.  Subject masteri itu bagaimana kita mengubah guguh menjadi percaya diri alias pede. Dan….. bagaimana kita menguasai materi.

Adapun yang namanya Squensing itu adalah cara menyusun urutan dalam menyampaikan public speaking. Misalnya mulai dari pendahuluan… apa yang disampaikan dan berapa lama waktunya. Lalu masuk ke isi materi… apa yang harus disampaikan dan persiapan waktunya berapa?…. dan penutupan… apa saja yang disampaikan saat penutupan… lalu berapa lama alokasi waktunya. Semua ada tekniknya bro. Sehingga yang disampaikan tepat sasaran dan nggak bikin orang bosan.

Na,… kini tiba saatnya berkenalan dengan showmanship. Ini adalah teknik batgaimana mengatur gesture atau penampilan kita saat tampil membawakan pablik spikiing. Mulai dari busana… pakaian yang kita kenakan. Ssstt… pakaian yang dilemari nggak usah diceritakan… hehhehehe.. apalagi yang masih di butik atau toko pakaian… posisi tubuh alias postur…menggerakan tangan.. kaki.. menggunakan pandangan, sampai menempatkan diri kita dalam ruangan. Misalnya nih… kalo ruangannya cukup lebar dan susunan kursi membentuk setengah lingkaran.. dimana kah sang pembicara sebaiknya berdiri?

Baca Juga  Perceptual Perception dalam Public Speaking

Semua ada aturannya.. maksudnya ada tekniknya.

Bukan apa-apa,… itu agar penampilan sang pembicara jadi enak dilihat dan enak dirasakan oleh audiens. Dalam public speaking sebenarnya tidak ada salah atau benar… yang ada hanyalah enak dilihat atau tidak. Bikin audiens kerasan mengikuti pembicaraan sang public speaker, atau tidak.

Na.. maunya kita kan bagaimana audiens mengikuti pembicaraan dari awal sampai akhir dengan enak. Lalu mengingat apa yang disampaikan…. serta mau bertindak sesuai keinginan kita. Itu hanya akan terjadi kalau public speaking yang disampaikan menarik dan membuat audiens terkesan. Benar kan?

Kabar baiknya.. kelas Public Speaking sudah ada di Sampit, Kalimantan Tengah. Silakan hubungi kami untuk mendaftar. Kelas terdekat 11 s,d, 12 Januari 2020. Insya Allah.. dalam dua hari Anda akan menguasai showmanship ini. Siap?

Norman Ahmadi

Trainer, Outbounder, PublicSpeaker

Borneo Development Centre

Author: norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *