
Outbound Sampit, Kalteng.
Sebuah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan tingkat dasar menjadi goyah karena pimpinannya baru. Pimpinan yang lama dimutasi atau lebih tepatnya ditarik ke Dinas Kesehatan Kabupaten karena dilaporkan oleh bawahannya berlaku sewenang-wenang. Sayangnya, pergantian pimpinan ini tidak membuat suasana lebih baik. Cekcok dan ketidakkompakan dalam organisasi tersebut tidak terjalin. Apa yang sebenarnya terjadi.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan pihak terkait di dalam organisasi tersebut didapati beberapa hal pokok. Yang pertama berkaitan dengan leadership alias kepemimpinan. Pemimpin yang baru ternyata belum dilatih bagaimana memimpin sebuah organisasi, kemudian tidak tegas dalam mengatur organisasi. Hal ini karena yang bersangkutan tidak memahami mana porsi yang harus diputuskan sendiri oleh pimpinan sebagai otoritasnya dan mana yang dimusyawarahkan dengan seluruh karyawan.
Pada sisi lain… beberapa karyawan memang kurang disiplin. Namun yang paling penting yang dihadapi organisasi ini adalah ketidakkompakkan. Dalam bahasa lain tidak terbangunnnya kebersamaan sebagai sebuah tim. Ego dan “luka batin” dari masing-masing personal menonjol. Ada semacam persaingan atau pertentangan, yang meskipun tidak ditampakkan, akan tetapi berjalan terus. Ini tampak dari tugas yang saling lempar dan ada kecenderungan yang lebih tinggi kedudukannya memanfaatkan yang lebih rendah.
Prosedur pelayanan pun gampang berubah, penempatan personel dan standart operational procedur (SOP) juga sering berubah-ubah. Akibatnya kalau ada rapat sering molor waktu dan membuang banyak energi, tanpa keputusan yang jelas. Masalah absensi termasuk masalah yang paling mengganggu, bahkan ada ancaman untuk saling melaporkan ke bupati. Ini situasi yang tampak damai di luar tetapi bergejolak di dalam.
Namun jangan khawatir… apa yang disampaikan diatas hanyalah ilustrasi semata. Tidak ril… Atau mungkin di organisasi Anda mengalami hal yang demikian? Jika itu terjadi pada organisasi Anda, entah organisasi publik atau organisasi perusahaan, itu berarti organisasi Anda sedang mengalami masalah dengan kinerja. Artinya, jika pun organisasi Anda tampak baik-baik saja, namun sebenarnya dalam masalah. Atau jika pun kinerjanya tampak bagus, sebenarnya itu hanya 60% dari yang potensial bisa dicapai.
Jika itu terjadi di organisasi pemerintahan seperti ilustrasi tadi, maka masalahnya sebenarnya ada pada akar di supra organisasi tadi, katakan kepala daerah atau badan kepegawaian daerah (BKD). Kenapa? Karena mengangkat seseorang yang belum kapabel menjadi pimpinan organisasi dan juga tidak melakukan pendidikan pelatihan sebelum yang bersangkutan ditempatkan. Dalam bahasa populer seharusnya “dik” dulu baru “duk”. Dididik dahulu baru duduk. Bukan “duk” dulu baru “dik”.
Bagaimana mengatasinya? Selain membenahi sistem mutasi dan promosi, mengadakan outbound bagi sebuah organisasi perlu dilaksanakan secara berkala. Cari dan konsultasikanlah secara terbuka masalah organisasi dengan provider outbound yang kompeten dan berpengalaman, sehingga dapat diramu rangkaian kegiatan outbound yang sesuai dengan kendala organisai dan tujuan pelaksanaan outbound.
BDC Training siap membantu kegiatan outboud di Palangkaraya, Banjarmasin, Pangkalan Bun, Banjarbaru, Samarinda, Makassar, Kuala Kapuas, Kandangan, Pelaihari, Palembang, dan kota-kota lain di Indonesia. Baik Kalsel, Kalteng, Kaltim, dan provinsi lainnya. Sila menghubungi kontak kami.
Ok. Sukses dan Sehat Selalu. Salam Hebat Bermanfaat.