
Dunia kerja adalah dunia yang serius. Fokus pada tugas dan target. Masalahnya, manusia bukan mesin atau robot. Ada situasi dimana manusia merasa bosan atau sebab lain yang membuatnya memerlukan selingan. Semacam penyegaran atas perasaaan ataupun pikirannya, sehingga perlu humor ataupun candaan.
Nah, sekarang kita akan membicarakan tentang humor. Sebab tidak semua humor itu menyenangkan. Ada kalanya justru berdampak negatif. Minimal dapat menyinggung atau membuat tidak enak orang lain. Jadi maksudnya mau menyenangkan atau membuat orang lain tertawa justru membuat orang tidak enak hati. Dan dampaknya bisa membuat hubungan kerja tidak baik.
Nah… setidaknya ada tiga jenis humor yang harus dihindari dalam dunia kerja, yakni humor sarkastik, humor etnik, dan mentertawakan orang lain. Ini saya kutip dari buku tulisannya Terry L.Paulson, Making Humor Work, 1990.
Humor sarkastik merupakan jenis humor yang menyebabkan tertawa dengan mengorbankan orang lain. Humor ini tentu saja akan membuat pihak yang dikorbankan seperti “ditikam”. Ya.. nggak masalah sih yang yang jadi “korban” humor sarkastik itu orang jauh atau orang tidak berhubungan dengan pembuat dan pendengar humor. Namun kalau yang dikorbankan itu bos atau rekan kerja, persoalannya jadi lain. Bisa membuat hubungan jadi renggang. Atau menciptakan hal yang negatif lainnya lah.
Humor berikutnya yang harus dihindari adalah humor etnik. Ini termasuk yang sangat sensitif dan bisa berdampak luas. Dampak buruknya bisa bertahan lama dan menjadi dalam. Kadang kita menggunakan humor ini dengan streotipe tentang suku atau bangsa tertentu, baik secara fisik maupun kebiasaan perilaku etnis tertentu. Yang tentu saja kadang tidak enak bagi yang etniknya dijadikan bahan humor, sebab cenderung dengan persepsi negatif. Maka, jika terpaksa menggunakan humor etnik, biarlah etnik Anda sendiri yang Anda jadikan bahan humor. Bukan etnik orang lain.
Mentertawakan orang lain dalam menciptakan atau membangun sebuah humor, tentu bukanlah hal yang positif. Ini juga dapat merenggangkan atau bahkan merusak hubungan baik. Apalagi menyangkut fisik atau sesuatu yang berkonotasi “kebodohan” atau sejenisnya. Ini jelas dapat mempermalukan orang lain. Sehingga sebaiknya dihindari. Humor yang sehat membuat kita tertawa bersama dan bukan mentertawakan orang lain.
Sebagai tambahan dari saya, humor yang paling dihindari adalah yang menyangkut agama atau keyakinan. Ini dapat memantik emosi dan berdampak sangat dalam. Cakupan wilayahnya pun bisa sangat luas dan cenderung menciptakan ketidaksukaan dalam waktu panjang. Dengan kata lain, menjadikan agama sebagai bahan humor, sebaiknya dihindari. Dalam neuro logical level NLP, kita tahu bahwa yang menyangkut spritual berada dalam level tertinggi yang mudah “tersentuh”.
Jika perusahaan, instansi, atau pun organisasi Anda memerlukan training atau pelatihan untuk karyawan atau pegawai Anda, terutama yang menyangkut soft skill, seperti komunikasi, leadership, dan manajemen, silah hubungi Borneo Development Centre, melalui kontak kami. Kami senantiasa bahagia dapat membantu Anda melalui layanan kami. Salam santun membumi. Bikin aksimu asik.