PSIKOLOGI PUBLIC SPEAKER DAN AUDIENS

Public Speaking Sampit, Kalteng

Pembicara publik alias public speaker itu perlu juga lho.. memahami bahwa ada hubungan tertentu antara dia dan audiensnya, jika ingin sukses dalam membawakan materi yang disampaikannya.

Seorang pembicara public perlu menguasai psikologi. Terutama berkenaan dengan  hubungan antara pembicara dan audiens. Dalam konteks ini, ada empat prinsip dalam public speaking.

  1. Honesty (be clear and straight)

Kejujuran merupakan hal terpenting dalam komunikasi. Tidak hanya pada komunikasi antar personal, tetapi juga komunikasi yang dilakukan oleh satu orang kepada banyak orang atau oleh banyak orang kepada banyak orang lainnya.

Kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan. Dan hal ini penting dalam public speaking. Jika audiens sudah mempercayai pembicara sebagai sumber informasi, mereka akan tertarik untuk memperhatikan public speaking yang sedang dilakukan.

Sekali seorang pembicara mengatakan sebuah kebohongan dalam public speaking, audiens tidak akan mudah kembali percaya padanya, kredibilitas pembicara sebagai sumber informasi juga turun. Akibatnya, public speaking pun gagal.

“Honesty is the fastest way to prevent a mistake from turning into a failure.” – James Altucher

  1. Authenticity (be yourself)

Mengagumi dan meneladani seseorang bukanlah hal yang salah. Namun perlu diingat bahwa masing-masing orang memiliki karakter dan kepribadiannya sendiri sebagai ciri khas yang melekat pada seseorang.

Boleh saja meneladani cara orang lain dalam melakukan public speaking, tetapi tidak dengan meniru gaya dan karakternya. Sebab dengan begitu, ciri khas diri tidak terlihat dan justru terlihat “palsu” serta tidak otentik. Jika sudah begitu, sulit bagi audiens untuk menumbuhkan kepercayaan kepada pembicara, sehingga apa yang disampaikan olehnya sulit masuk, dipahami, maupun diingat oleh mereka.

“Don’t worry about what’s cool and what’s not cool. Authenticity is what’s cool.” – Zac Posen

Baca Juga  Tips Memilih Training Public Speaking

 

  1. Integrity (be your word)

Integritas adalah melakukan kebenaran, bahkan ketika tidak ada yang melihatnya. Integritas masih berkaitan dengan kejujuran, tidak hanya kejujuran pada orang lain, tetapi juga pada diri sendiri.

Integritas juga dapat diartikan sebagai kesepadanan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Orang yang berintegritas tinggi biasanya berperilaku sesuai dengan apa yang dikatakannya. Maksudnya, ketika ia mengatakan telah melakukan suatu hal (biasanya kebaikan), maka memang benar ia telah melakukan kebaikan. Jika ia mengajak orang untuk melakukan sesuatu (kebaikan), maka ia perlu menjadi pribadi yang telah melakukannya terlebih dahulu (menjadi panutan atau contoh).

Intinya, orang yang berintegritas adalah orang yang berlaku seperti apa yang dikatakannya. Jika apa yang ia katakan tidak sesuai dengan apa yang ia kerjakan, orang lain juga tidak akan mempercayai apa yang dikatakannya, juga tidak akan melakukan apa yang diperintahkan olehnya.

“Integrity is the essence of everything successful.” – R. Buckminster Fuller

  1. Love (wish them well)

Kejujuran memang penting, namun tanpa adanya love, kejujuran akan menjadi hal yang menyakitkan. Misalnya ketika dimintai pendapat tentang penampilan seseorang, tanpa adanya love, kita akan langsung mengatakan “jelek!” atau “nggak cocok!”

Love juga akan membantu seorang speaker untuk menyampaikan lebih banyak kebaikan dan menyampaikan “keburukan” dengan lebih baik tanpa harus menyakiti perasaan orang lain.

“Without love, honesty would be a painful words.”

Oke. Selamat berlatih.

Jadi…. Jika Anda atau organisasi Anda berminat mengadakan pelatihan Public Speaking, silakan menghubungi kontak kami. Baik di instansi pemerintah, perusahaan, atau bahkan pemerintah desa dan PKK, termasuk dharma wanita dan bhayangkari. Baik di Banjarmasin, Sampit, Palangka Raya, Pangkalan Bun, Kasongan, Kuala Pembuang, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, Martapura. Banjarbaru, Kandangan, Pelaihari, dan kota lainnya di Indonesia. Di provinsi manapun termasuk Kalsel, Kalteng, Kaltim. Baik Private maupun inhouse training (pelatihan di tempay peserta). Baik on line (zoom) maupun off line.

Baca Juga  Berani Nggak Presentasi Sendiri?

Author: norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *