Membincang Kabar Bumdes di Kotim

Pelatihan Bumdes Sampit, Kotim, Kalteng

Judul berita dalam media online ProSampit itu cukup menyentak : “Cuma Nama..!! Puluhan BUMDes di Kotim Tak Aktif.” Berita tertanggal 07 Oktober 2021 itu dengan link https://sampit.prokal.co/read/news/33908-cuma-nama-puluhan-bumdes-di-kotim-tak-aktif.html menyuguhkan data bahwa dari 168 desa di Kotawaringin Timu, 154 desa telah membentuk badan usaha milik desa (bumdes) dan dari jumlah itu, hanya 76 bumdes yang aktif. Alias kurang dari 50%-nya mati suri.

Kemudian, mengutip keterangan Yulian Albert Siram, Tenaga Ahli Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) di Kabupaten Kotim, Pro Sampit menuliskan,  ada beberapa kendala yang menjadi persoalan tak beroperasinya BUMDes. Diantaranya adalah  kendala dalam penyertaan modal, belum berbadan hukum, SDM yang belum berkompeten. Kendala sumber daya manusia (SDM) yang belum berkompeten menjadi hambatan sehingga BUMDes tidak berjalan karena ada keraguan dalam mengembangkan usaha.

Kendala tersebut, dari sisi manajemen cukup berat, sebab menyangkut hal yang peling mendasar dari operasional sebuah organisasi. Apalagi Yulian menyebutkan: “Antara bumdes dan kades kadang masih belum sinkron. Ujung-ujungnya anggaran tidak ada atau modalnya tidak cukup,”  Ini menjadi persoalan penting, sebab kepala desa adalah penasehat yang sekaligus sebagai penyerta modal utama bumdes. Bukankah kades itu bertindak mewakili desa dalam penguasaan asset desa?

Apalagi kita tahu, bahwa kunci keberhasilan bumdes adalah jiwa kewirausahaan pengelola bumdes dan kades. Dua pihak decision maker dalam bumdes inilah yang menjadi sentral dari pengelolaan bumdes. Dan jika kemudian dikaitkan dengan kompetensi maka masalah utamanya adalah pelatihan. Dan sebenarnya, ada satu elemen lagi yang kerap dilupakan peran strategisnya dalam pengelolaan bumdes pada level desa, yakni Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Jika bicara pelatihan, maka dalam pelatihan bumdes, ada tiga komponen yang minimal harus dilatih secara bersamaan yakni Kepala Desa, Pengelola Bumdes, dan BPD. Ini baru bicara tentang siapa yang harus mendapat pelatihan tentang Bumdes. Belum lagi masuk kepada materi dan metode pelatihannya. Belum lagi bicara soal narasumber alias fasilitatornya.

Baca Juga  Lima Prinsip dalam Public Speaking

Pelatihan Bumdes, sebagaimana pelatihan bisnis lainnya tidaklah bisa hanya memposisikan peserta hanya sebagai penonton yang baik. Peserta harus dilatih memahami, menganalisa, dan mengembangkan konsep tentang pengelolaan bumdes. Oleh karenanya pelatihan model ceramah dengan peserta hanya mendengarkan dan menonton slide power point, sangat tidak bisa diandalkan. Apalagi jika pelatihan bumdes hanya setengah hari dan dengan model sosialisasi.

Apalagi semisal ada pelatihan bumdes yang jadualnya tiga hari nun ditempat yang jauh, mewah dan berbiaya mahal pula. Tetapi pelatihannya cuma setengah atau satu hari dan sisanya adalah plesiran. Ini jelas menanamkan sesuatu yang buruk berkaitan dengan kedisiplinan dan pengelolaan usaha.

Dalam pelatihan bumdes, peserta harus aktif. Materinya harus lengkap terutama pada tiga aspek penting. Pertama adalah prinsip bumdes yang berbeda dengan badan usaha lainnya. Kedua menyangkut pemilihan usaha dan perencanaan bisnis, dan ketiga adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban bisnis.

Selanjutnya adalah bagaimana memilih  fasilitator yang berpengalaman dan kompeten serta lembaga pelatihan yang kredibel. Seorang fasilitator seharusnya menguasai metodologi pelatihan, mempunyai kompetensi dalam pengelolaan usaha, dan secara teknis pernah mengikuti pelatihan yang sesuai yakni pengelolaan atau pendampingan bumdes. Ini penting, agar peserta pelatihan mendapatkan pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi pengelolaan usahanya.  Kerjasama dengan lembaga pelatihan lokal yang mumpuni  patut dipertimbangkan karena menyangkut pemahaman kondisi setempat dan dalam rangka memperkuat daya saing daerah.

Masalah lain berkenaan dengan bumdes adalah pembinaan alias pendampingan, yang in syaa Allah akan kita bincangkan lagi pada kesempatan berikutya.

Salam hebat bermanfaat. Salam santun membumi.

Bumdes atau Bumdesa Anda memerlukan pelatihan atau konsultasi? Hubunngi kontak kami. Kami akan senang sekali membantu dan bekerjsama dengan Anda. Baik di Kotim, Kobar, Lamandau, Seruyan, Katingan, Sukamara, Barito Utara, Kapuas, Barito Selatang, Pulang Pisau, Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Balikpapan, Kaltim, Kalsel, Kalteng atau daerah lainnya di Indonesia. BDC : Komunikasi, Kepemimpinan, dan Manajemen. Normansyah : Inspiratif, Praktikal, Humanis.

Baca Juga  Pelayanan Prima Kalteng: Service Excellence dan Kepentingan Daerah

Author: norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *