Workshop Jurnalistik Banjarmasin, Palangkaraya, dan Sampit

Workshop Jurnalistik Sampit,  Kalteng

Jurnalistik, bukanlah ilmu yang hanya diperlukan oleh para wartawan saja. Hampir semua bidang pekerjaan memerlukan ilmu. Terlebih dalam era informasi saat ini, dan terkhusus di era digital.  Bergesernya jaman, tidak membuat  jurnalistik terpinggirkan. Bahkan semakin diperlukan. Sebab demikian fungsional ilmu yang satu ini.

Seorang pelajar atau mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas tertulis dari guru atau dosen, memerlukan ilmu jurnalistik, agar tulisannya menarik dan up to date. Seorang karyawan yang ingin membuat laporan tertulis kepada pimpinan atau atasannya, juga perlu menguasai jurnalistik. Supaya laporannya gampang dipahami dan terurai secara runtut. Begitu oula seorang penulis. Seorang blogger, youtuber . Humas di intansi pemerintah atau swasta. Apalah lagi seorang yang memang ingin menjadi jurnalisatau wartawan. belajar jurnalistik tentu menjadi syarat mutlak.

Jurnalistik juga memberi manfaat lain bagi pribadi seseorang, misalnya menjadikan lebih percaya diri, lebih mudah berkomunikasi dan beradaptasi dengan orang lain, lebih teliti, lebih bisa membedakan mana fakta dan mana yang sifatnya pendapat. Yang kesemuanya itu juga menghantarkan bagaimana seseorang menjalin hubungan (relationship) dengan orang lain. Jadi secara tidak langsung belajar jurnalistik dan menguasai ilmunya memberi manfaat tambahan lain selain teknis jurnalistiknya. Termasuk dalam hal kepemimpinan dan manajemen.

Sebab apa, sebab ketika belajar jurnalistik orang juga akan belajar bagaimana  mencari informasi, mengumpulkan, memilah, dan mengelolanya dalam teknik tertentu, sehingga menjadi menarik dan mudah dipahami. Tidak sampai disitu. Juga belajar membuat sudut pandang dari sebuah berita. Apa yang menjadi inti dari sebuah fakta. Membedakan mana fakta dan bukan. Fakta penting atau bukan. Fakta yang perlu ditelusuri lebih lanjut atau perlu dihubungkan dengan fakta lain dan sebagainya.

Baca Juga  Media Internal dan Pengelolaannya

Ini menjadikan seseorang terasah dan dapat menggunakan pemahaman ini pada bidang lain. Sehingga kemudian tidak heran jika dunia jurnalistik melahirkan tokoh-tokoh terkenal yang tidak saja dalam dunia jurnalistik tetapi juga bidang yang lebih luas. Sebutlah Buya Hamka, Adam Malik, Muhammad Natsir,  Mohtar Lubis, hingga Bondan Winarno. Bahkan Bung Karno.  Atau dari deretan pengusaha seperti Dahlan Islan, Bambang Soesetyo, hingga  Jakob Oetama.  Ini baru sederet nama di Indonesia. Di tingkat dunia tentu lebih banyak lagi. Sebut saja Benjamin Franklin, Robert David Sanders Novak, dan lainnya.

Dalam workshop dua hari Dasar Jurnalistik yang diselenggarakan Borneo Development Centre, dibahas materi tentang Dasar Jurnalistik, Penulisan Berita, Reportase, Teknik Wawancara, Penulisan Opini, Kode Etik Jurnalistik, dan Fotografi Jurnalistik.  Dengan pelatihan 70 sampai 80% praktek. Peserta dibatasi hanya 12 orang per kelas, agar efektif. Sedangkan fasilitator adalah praktisi jurnalistik (wartawan) yang  juga penulis dan redaktur majalah/bulletin, serta tentu saja mempunyai kompetensi dan pengalaman sebagai fasilitator pelatihan.

Selain pelatihan reguler/public training, BDC juga melaksanakan workshop yang sifatnya inhouse training, yakni pelatihan di tempat peserta. Baik di perusahaan, instansi pemerintah, sekolah, kampus, atau pun lainya. Bahkan juga melayani private.  Silakan hubungi kontak kami untuk informasi lebih lanjut.

 

Author: norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *