Kepemimpinan Transformasional dan Tanggung Jawab Pemimpin Muslim

Training Leadership, Sampit, Kalteng

Jika kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan bersama sebuah prganisasi. Maka kepemimpinan transformasional (Transformational Leadership) merupakan kepemimpinan yang memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa mereka lakukan.

Dengan kata lain, kepemimpinan transformational adalah keoemimpinan yang menumbuhkan kepercayaan dari orang yang dipimpin bahwa pemimpin mereka adalah orang membuat perbaikan dan membawa semua elemen organisasi ke arah yang lebih baik. Penerapan gaya kepemimpinan trasnformational akan membuat orang yang dipimpin menjadi merasa dipercaya, dihargai, respect, dan loyal kepada pemimpinnya.

Meskipun konsep kepemimpinan transformasional diperkenalkan pertama kali oleh  James McGregor  Burn, namun kepemimpinan transformasional sebenarnya sudah sangat lama dikenal dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad Saw. telah melaksanakan kepemimpinan trasnformasional ini secara nyata.

Rasulullan nyayanya berhasil mentransformasikan sebuah peradaban bangsa Quraisy yang penuh kebodohan (jahiliiyah) menjadi bangsa yang sangat beradab. Bahkan cahaya kemajuannya mampu menerangi Eropa melalui Spanyol dan daerah lainnya. Kekuasaan kehaklifahan Islam bahkan mampu bertahan lebih dari 1.300 tahun menguasai dunua. Nabi Muhammad jualah yang dalam 10 tahun kepemimpinan beliau berhasil mencetak sedikitnya 400 pemimpin kelas dunia.

Jika kita cermati, setidaknya ada empat karakter kepemimpinan transformasional,  seperti yang dinyatakan Stone (2004) pertama adalah mempunyai idealized influence (or charismatic influence),  Seorang pemimpin transformasional haruslah menjadi teladan, role model. Dimana perilakunya menjadi rujukan oleh yang dipimpinnya, Dengan kata lain adalah pemimpin yang punya nilai, punya prinsip dan tujuan yang jelas, dan satunya kata dengan perbuatan.

Karakter kedua adalah mempunyai Inspirational motivation. Pemimpin yang akhlak dan adab dalam perilakunya mampu memberi inspirasi untuk menghasilkan tidak hanya kinerja terbaik, tetapi juga moralitas yang tinggi pada pengikutnya. Mempunyai visi bersama yang luhur yang akan dicapai,

Baca Juga  Outbound Sampit: Perjalanan Pengembangan Kepemimpinan

Tidak hanya dengan pidato-pidato atau aturan-aturan apalagi kebijakan aneh yang menyulitkan bawahan, tetapi dengan contoh dan dorongan agar bawahan menjadi lebih baik. Dalam kointeks ini maka pemimpin yang suka sogokan dalam berbagai bentuk pendekatan, apalagi yang sifatnya materialis, tidaklah masuk dalam kriteria ini.

Karakter ketiga dari pemimpin transformational haruslah memiliki kemampuan intellectual stimulation, Kemampuan mendorong bawahan untuk bertindak secara intelektual menemukan gagasan baru, pendekatan baru yang lebih mudah dan murah, serta lebih memberi manfaat. Bukan sekedar seremonial yang tidak bisa membedakan inovasi dengan halusinasi inovasi, Kebanyakan rapat dan prosedural, tetapi hanya menghasilkan inefisiensi.

Pemimpin yang baik mendengar lebih banyak orang dan bukan hanya para pembisik di sekelilingnya, yang pada umumnya justru menghalangi masuknya ide yang lebih baik kepada pemimpin. Maklum saja, para pengeliling itu sangat takut bersaing dengan ide dari luar pagar yang mereka bangun. Seperti yang pernah dikatakan seorang ulama besar, bahwa Fir’aun menjadi sosok yang kita kenal bukanlah semata—mata salah Fir’aun, tetapi juga karena salah orang-orang di sekelilinggnya, yang selalu menyanjung apa pun yang dilakukannya.

Karakter yang keempat adalah memahami adanya individualized consideration, Pemimpin yang menyadari perbedaan karakter dan kemampuan bawahan yang berbeda-beda, sehingga ia akan menempatkan seseorang bawahan pada posisi sesuai dengan kemampuannya itu. Dalam manajemen dikenal sebagai the right man on the right job. Sedangkan Rasulullah sudah mengingatkan bahwa jika sebuah jabatan diserahkan kepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Baik kehancran or=ganisasi, maupun kehancuran moral dan semangat berprestasi.

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv

Dalam hal ini pemimpin juga harus menyadari hasrat setiap yang dipimpinnya untuk berprestasi, untuk mendapat promosi, serrta pengembangan kemampuan dan karir adalah sama. Bukan hanya mereka yang pandai mengadakan pendekatan atau menawarkan sesuatu yang sifatnya transaksional saja. Banyak orang yang bekerja dalam diam dan tidak pantai mengambil muka, justru karena ,mereka punya integritas, Sedangkan yang suka meloby dan mengadakan beragam pendekatan dengan muka mulut manis dan lainnya, justru mereka yang tidak mampu dan bakal mendorong pemimpin ke arah yang keliru.  Sebab motivasinya adalah jabatan dan uang.

Baca Juga  Kepemimpinan Itu Menular

Jika ditilik dari empat kareakter tersebut, selaras dalam kriteria pemimpin dalam konsep Islam, yakni Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya. Kemudian Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi. Lalu  amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;  dan  berikutbta fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.

Kepemimpinan Dakwah

Jika dikaitkan konsep kepemimpinan transformasional dengan paradigma umat saat ini, maka sebenarnya kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan dakwah. Sebagaimana telah dipraktekkan Rasulullah dan harusnya menjadi teladan para pemimpin muslim, baik di pemerintahan, perusahaan, partai politik, dan organisasi lainnya. Ini adalah tanggung jawab berat yang setara dengan kedudukan yang telah Allah berikan kepada para pemimpin tersebut.

Mengabaikan dakwah atau setidaknya tidak memiliki semangat dakwah ketika menjadi pemimpin adalah pengabaian amanah yang telah Allah berikan. Dan untuk menilai apakah seiorang pemimpin telah melaksanakan amanah ini atau tidak, dapat dilihat pada dua hal pokok. Pertama bagaimana ia menempatkan orang-orang yang seakidah yang dapat membantunya berdakwah dalam posisi-posisi tertentu. Ataukah dia justeru lebih menyukai dan menempatkan pihak lain dengan alasan-alasan duniawi.

Sedangkan kedua, dapat dinilai dari program dan kebijakannya selama berkuasa atau menjadi pemimpin. Kepemimpinan dakwah tidak cukup hanya dengan seremonial agama atau peringatan peringatan acara keagamaan, dimana para pemimpin menampilkan baliho dengan pakaian yang alim. Atau membangun bangunan keagamaan tetapi dalam prak tek kekuasaannya subur hal-hal yang prakteknya berlawanan dengan prinsip kepemimpinan transformasional yang telah kita bahas.

Umat harus lebih cerdas dalam memilih. Terutama di era demokrasi ini.  Sebaliknya seorang muslim yang diamanahi kepemimpinan harus menyadari bahwa amanah kepemimpinan yang walaupun cuma sesaat, tanggungjawabnya sampai ke akhirat. Periksa diri, Periksa kalau ada bawahan yang terzalimi. Periksan jangan sampai ada janji dan hak rakyat yang tak terpenuhi.

Baca Juga  Outbound Kalteng: Mengefektifkan Pelatihan Karyawan dengan EL

Sila kontak kami untuk layanan training leadership atau LDKS dari Borneo Development Centre.

Author: norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *